Istri dan Anakku. Subhanallah...

Dunia itu perhiasan. Dan, perhiasan yang paling indah adalah istri yang salehah. Menikahlah, jika Anda menghendaki surga dunia.

Training Jurnalistik

Menyampaikan pelatihan menulis bertajuk "Seni Menulis Artikel" di hadapan santriwati PPI 67 Benda Tasikmalaya.

Berseminar

Sedekah itu Luas. Jika Anda punya ilmu, sedekahkan ilmu Anda, niscaya bertambah berkah.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 21 Januari 2011

Belajar Menyenangkan Nan Efektif (1)

A. Mindset

1. Learning is need (belajar adalah kebutuhan)

Layaknya kebutuhan akan makanan, kita pun butuh terhadap supply gizi bagi ruhani alias ilmu, amal dan menduplikasikan ilmu (dakwah). Ketiga hal ini kita istilahkan dengan Triple Need (TN).

Sebelum kita mengkonsumsi TN tersebut pintu pertama yang mesti dilewati adalah belajar. Proses belajar itu fondasinya hanya dua macam, wajib belajar dan butuh belajar. Wajib belajar dientik dengan keharusan belajar. Dalam hal ini si pembelajar akan merasakan beban yang cukup berat karena harus mengorbankan kebebasannya. Jika tidak belajar hukum akan jatuh menjadi haram dan jika hukum telah menajdi haram berarti cukup baginya murka Allah sebagai konsekuensi tidak belajarnya itu. Jadi –menurut fondasi ini: wajib belajar– belajar adalah solusi untuk menghindari murka Allah Ta’ala. Salahkah? Tentunya tidak. Karena Alah sendiri telah memerintah hamba-Nya untuk menjauhi murka-Nya dengan wasilah amal shalih yang salah satu di antaranya adalah belajar. Jadi, belajar akan menghindarkan dari murka Allah Ta’la.

Untuk fondasi kedua (butuh belajar), belajar adalah rekasi dari kebutuhan hidupnya. Mirip ketika Antum sedang lapar, tentunya Antum akan segera mencari makanan yang bisa Antum konsumsi untuk menjawab komunikasi perut tersebut karena butuh energi untuk beraktivitas. Jika tidak segera disuplai dengan makanan tubuh akan melemah akibat dari kekurangan energi. Begitulah kiranya dengan belajar. Jiwa akan merasa kering jika ilmu-amal-duplikasi tidak segera diupayakan. Dan, semua itu akan terpenuhi melalui pencarian dengan berbagai upaya dan fasilitas yang ada alias belajar. So, belajar adalah kebutuhan bukan sekedar kewajiban.


2. Learning is human character (belajar adalah karakter manusia)

Di antara ciri khas manusia adalah manusia dititipi potensi jasadi dan ruhani. Kedua potensi ini adalah wasilah untuk belajar. Potensi jasadi Allah amanahkan berupa fisik, otak dan alat indra. Sedangkan potensi ruhani berupa pikiran dan perasaan. Integrasi dari kedua potensi ini akan melahirkan karakter belajar pada diri manusia. Konsepnya ada empat, yaitu learning by visualization (belajar visual), learning by audio (belajar dengan mendengar), learning by audiovisual (belajar dengan mendengar dan melihat), dan learning by doing (belajar dengan demonstrasi). Ketika seseorang enggan belajar, berarti karakter kemanusiaannya tidak. Kalau begitu, kalah dong dengan binatang? Binatang saja punya insting untuk belajar. Masak manusia tidak, ya?


3. Learning is act of devotion (belajar adalah ibadah)

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ

“Menuntut ilmu itu kewajiban setiap muslim dan muslimah”.

Demikian sabda Rasulullah. Saking urgennya, Islam sangat memerhatikan bab ilmu. Di berbagai nash al-Quran dan Hadits Allah dan Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk mencari ilmu. Karena menuntut ilmu (baca: belajar) diperintah oleh agama, maka pencarian ilmu nilainya menjadi ibadah jika diniatkan sebagai implementasi ketaatannya kepada Allah dan Rasulullah. Tidak mau alias malas mencari ilmu dengan berbagai sarana dan fasilitasnya, berarti ia tidak sedang beribadah karena tidak sedang beribadah, maka pahala tidak akan didapatnya sedikit pun.so, learning is ac of devotion, belajar adalah ibadah.


4. Learning is depeloving self (belajar adalah mengembangkan diri: IESQ)

Perkembangan kondisi seseorang dipengaruhi oleh belajarnya. Proses belajar seseorang tidak disempitkan pada proses pembelajaran klasikal. Di manapun berada, dalam kondisi apapun dan pada siapapun, seseorang mesti belajar. Belajar ketegaran dan konsistensi pada pohon kelapa. Belajar semangat hidup mencapai tujuan hidup pada air sungai. Belajar tawakal pada burung-burung. Belajar tawadlu pada padi-padi menguning. Belajar sukses pada orang-orang sukses. Belajar kepemimpinan pada Rasulullah. Dan belajar belajar lainnya…

Kenapa harus selalu belajar? Hmz… karena belajar itu adalah wasilah pengembangan diri menjadi lebih baik dan lebih produktif. Tidak belajar, tidak berkembang tidak produktif.